Hoax, kata yang satu ini memang sangat populer sekali di dunia maya. Semua netizen yang aktif di internet, dan sering nongkrong di medsos. Pasti tahu dengan yang namanya hoax. Namun, orang awam masih saja banyak yang tertipu dengan berbagai berita hoax yang tersebar di internet. Maka dari itu, agar anda terhindar dari bahaya berita hoax.
1. Apa itu Hoax?
Hoax jika diterjemahkan dari bahasa inggris ke bahasa indonesia melalui bantuan google translate, memiliki arti atau makna “berita palsu”.
Hoax jika diambil dari berbagai kamus bahasa inggris dan dari berbagai sumber, pada intinya adalah sebuah kabar atau berita palsu yang disebar dengan tujuan tertentu. Sehingga berita yang tadinya palsu tersebut, seolah-olah tampak benar dan nyata adanya. Padahal berita tersebut adalah berita bohong yang tidak jelas asal-usul, sumber dan kebenaran nya.
2. Pembahasan Hoax
Menurut pandangan psikologis, ada dua faktor yang dapat menyebabkan seseorang cenderung mudah percaya pada hoax. Orang lebih cenderung percaya hoax jika informasinya sesuai dengan opini atau sikap yang dimiliki (Respati, 2017). Contohnya jika seseorang penganut paham bumi datar memperoleh artikel yang membahas tentang berbagai teori konspirasi mengenai foto satelit maka secara naluri orang tersebut akan mudah percaya karena mendukung teori bumi datar yang diyakininya. Secara alami perasaan positif akan timbul dalam diri seseorang jika opini atau keyakinannya mendapat afirmasi sehingga cenderung tidak akan mempedulikan apakah informasi yang diterimanya benar dan bahkan mudah saja bagi mereka untuk menyebarkan kembali informasi tersebut. Hal ini dapat diperparah jika si penyebar hoax memiliki pengetahuan yang kurang dalam memanfaatkan internet guna mencari informasi lebih dalam atau sekadar untuk cek dan ricek fakta.
Terdapat empat mode dalam kegiatan penemuan informasi melalui internet, diantaranya adalah:
Undirected viewing
Pada undirected viewing, seseorang mencari informasi tanpa tahu informasi tertentu dalam pikirannya. Tujuan keseluruhan adalah untuk mencari informasi secara luas dan sebanyak mungkin dari beragam sumber informasi yang digunakan, dan informasi yang didapatkan kemudian disaring sesuai dengan keinginannya.
Conditioned viewing
Pada conditioned viewing, seseorang sudah mengetahui akan apa yang dicari, sudah mengetahui topik informasi yang jelas, Pencarian informasinya sudah mulai terarah.
Informal search
Mode informal search, seseorang telah mempunyai pengetahuan tentang topik yang akan dicari. Sehingga pencarian informasi melalui internet hanya untuk menambah pengetahuan dan pemahaman tentang topik tersebut. Dalam tipe ini pencari informasi sudah mengetahui batasan-batasan sejauh mana seseorang tersebut akan melakukan penelusuran. Namun dalam penelusuran ini, seseorang membatasi pada usaha dan waktu yang ia gunakan karena pada dasarnya, penelusuran yang dilakukan hanya bertujuan untuk menentukan adanya tindakan atau respon terhadap kebutuhannya.
Formal search
Pada formal search, seseorang mempersiapkan waktu dan usaha untuk menelusur informasi atau topik tertentu secara khusus sesuai dengan kebutuhannya. Penelusuran ini bersifat formal karena dilakukan dengan menggunakan metode-metode tertentu. Tujuan penelusuran adalah untuk memperoleh informasi secara detail guna memperoleh solusi atau keputusan dari sebuah permasalahan yang dihadapi (Choo, Detlor, & Turnbull, 1999).
Perilaku penyebaran hoax melalui internet sangat dipengaruhi oleh pembuat berita baik itu individu maupun berkelompok, dari yang berpendidikan rendah sampai yang tinggi, dan terstruktur rapi. (Lazonder, Biemans, & Wopereis, 2000) menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara seseorang yang memiliki keahlian khusus dalam menggunakan search engine dengan orang yang masih baru atau awam dalam menggunakan search engine. Mereka dibedakan oleh pengalaman yang dimiliki. Individu yang memiliki pengalaman lebih banyak dalam memanfaatkan search engine, akan cenderung lebih sistematis dalam melakukan penelusuran dibandingkan dengan yang masih minim pengalaman (novice).
Berita hoax semakin sulit dibendung walaupun sampai dengan 2016 pemerintah telah memblokir 700 ribu situs, namun setiap harinya pula berita hoax terus bermunculan. Pada Januari 2017 pemerintah melakukan pemblokiran terhadap 11 situs yang mengandung konten negatif, namun kasus pemblokiran tersebut tidak sampai menyentuh meja hijau. Beberapa kasus di indonesia terkait berita hoax telah memakan korban, salah satunya berita hoax akan penculikan anak yang telah tersebar di beberapa media sosial dan menyebabkan orang semakin waspada terhadap orang asing.
3. Contoh Hoax
Yang lagi marak sekarang yaitu berita hoax tentang penyebaran berita bohong oleh Ratna Sarumpaet.
Foto wajah Ratna yang terkesan babak belur sempat viral. Seiring dengan itu, sejak Senin, 1 Oktober lalu, ramai di jagat media sosial kabar pengeroyokan dirinya.
Dalam kasus itu kita bisa mengambil suatu kesimpulan tentang bagaimana hoax tersebut bisa sampai dipercayai oleh kalangan awam. Dan oleh karena itu kita seharusnya menelaah tentang beredarnya berita tersebut dan belajar tentang berita yang beredar itu sebagai pelajaran dimana membuat berita yang tidak benar tersebut akan mendapatkan sanksi hukum maupun pidana.
Untuk pembahasannya berita hoax yang sering terjadi di media sosial atau dunia maya. Sebagai pembaca kita juga harus mencari tahu tentang hal tersebut apakah benar terjadi atau tidak dan jangan langsung untuk memposting atau menyebarkan berita tersebut tanpa mengetahui pasti tidaknya berita tersebut.
Sumber :
Dahlan, Thamrin.2016."Bukan Hoax".Peniti Media.
Rianto ,dedi.2017. Perilaku pengguna dan informasi hoax di media sosial, vol 5 no. 1 diambil dari https://www.google.co.id/url?q=http://jurnal.unmer.ac.id/index.php/jmdk/article/download/1342/933&sa=U&ved=2ahUKEwisnPe_yIreAhXJq48KHZ3hCj4QFjAJegQIBRAB&usg=AOvVaw2uOT6otlNSH6SQKYDtQooF
Juliswara,Vibriza.2017."Mengembangakan model literasi media yang berkebhinekaan dalam menganalisis informasi berita palsu (Hoax) di media sosial.jurnal pemikiran sosiologi volume 4 no.2 diambil di Juliswara, Vibriza.2017. "Mengembangkan model literasi media yang berkebhinekaan dalam menganalisis informasi berita palsu (Hoax) di media sosial. Jurnal pemikiran sosiologi volume 4 no.2 diambil dari https://www.google.co.id/url?q=https://jurnal.ugm.ac.id/jps/article/download/28586/pdf&sa=U&ved=2ahUKEwiGnc6M1oreAhVEu48KHfFhCd0QFjAEegQIBhAB&usg=AOvVaw3ezCnIGIM7B4W1Ea2UPQB-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar